Jumat, 23 November 2012

sejarah romawi

Sejarah Italia pada masa antikuitas kebanyakan mengikuti perubahan yang terjadi di Asia Barat yang terjadi lebih awal. Orang modern pertama tiba di Italia dari Asia Barat sekitar tahun 10000 SM. Sekitar tahun 5000 SM kelompok kedua pengelana dari Asia Barat membawa serta kemampuan bertani dan berternak ke Italia.
Ketika orang-orang mulai menggunakan perunggu di Asia Barat, sekitar tahun 3000 SM, orang di Italia pun dengan cepat belajar cara menggunakan perunggu. Sekitar tahun 2000 SM, gelombang ketiga rombongan orang-orang datang ke Italia dari Asia Tengah, mereka adalah bangsa India-Eropa. Mereka membawa suatu bahasa baru, yang kelak menurunkan bahasa Latin.
Zaman Kegelapan yang menimpa Mesir, Yunani, dan Asia Barat sekitar tahun 1200 SM nampaknya tidak terjadi di Italia, namun orang-orang Italia terus belajar dari Asia Barat. Mereka belajar cara menggunakan besi sebagai pengganti perunggu untuk peralatan dan senjata mereka. Seperti halnya orang-orang di Asia Barat dan Yunani, orang-orang Italia mulai membangun kota-kota dan bangunan batu besar, dan mereka bereksperimen dengan pemerintahan mereka- biasanya raja memerintah dengan diawasi oleh Senat yang terdiri atas kelompok orang kaya.
Sekitar tahun 500 SM, dua perubahan besar terjadi di Mediterania timur, dan orang Romawi belajar dari keduanya. Yang pertama, pada tahun 536 SM Koresh Agung menaklukan sebagian besar Asia Barat dan mendirikan Kekaisaran Persia - kekaisaran terbesar pertama di dunia. Pada pertengahan 400-an SM, orang Romawi (seperti orang Athena dan Kartago) mengikuti tindakan Persia dan mulai menaklukan tetangga-tetangga mereka. Yang kedua, banyak kota di Yunani dan Afrika Utara menggulingkan raja mereka dan membiarkan Senat berkuasa (orang Athena bereksperimen dengan melaksanakan demokrasi). Pada tahun 509 SM, orang Romawi melakukan hal yang sama, mereka menggulingkan monarki dan mengganti sistem pemerintahan menjadi republik. Pada tahun 275 SM Romawi sudah menguasai seluruh Italia, kemudian mereka memerangi Kartago dalam perebutan kendali di Mediterana Barat. Pada tahun 146 SM, Romawi sudah berhasil menguasai seluruh Mediterania.
Seiring penaklukan Romawi di Mediterania, orang-orang kaya yang menjalankan pemerintahan menjadi semakin kaya, sangat kaya. Mereka mulai berselisih untuk menguasai kekaisaran baru itu. Pada tahun 30 SM, satu orang, yaitu Augustus, berhasil menguasai Kekaisaran Romawi. Setelah dia meninggal, kerabat-kerabatnya mewarisi tahtanya.
Selama dua ratus tahun setelah itu, Kekaisaran Romawi menikmati kedamaian yang panjang ketika seorang demi seorang pria menjadi kaisar Romawi. Beberapa wanita, misalnya, Agrippina dan Julia Domna, juga pernah berkuasa. Namun pada tahun 220 M, orang Sassaniyah mulai menyerang Kekaisaran Romawi secara lebih agresif dari arah Timur, orang Jermanik di Utara juga mulai memanfaatkan kesempatan untuk menyerang Romawi. Untuk memperoleh pasukan yang cukup, Romawi terpaksa menyewa orang Visigoth dan Ostrogoth dari luar kekaisaran untuk bertempur sebagai tentara bayaran.
Masa damai pada awal tahun 300-an M menjadi waktu yang cukup baik bagi Kekaisaran Romawi. Namun perang kembali meletus pada tahun 350-an M, dan meskipun mereka bertempur dengan gigih, pada akhir tahun 400-an M, Romawi terpaksa menyerahkan banyak daerah di barat kekaisaran kepada para tentara bayaran yang pernah mereka sewa.
Di Mediterania Timur, Kekaisaran Romawi terus berlangsung, dengan ibukotanya di Konstantinopel. Tapi kemudian seperti yang pernah terjadi di Barat, Romawi makin meningkatkan penggunaan tentara bayaran, terutama orang Arab. Pada tahun 600-an M, orang-orang Arab itu mulai melawan Romawi dan bukannya membantu. Dengan cepat, mereka mendirikan Kekaisaran Islam di tempat yang dulunya dikuasai Romawi. Sisa-sisa terakhir Kekaisaran Romawi Lama, yaitu Konstantinopel, jatuh ke tangan Muslim pada tahun 1453 M.

Jumat, 02 November 2012

globalisasi


                                   GLOBALISASI
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,antar kelompok,dan antar negara saling berinteraksi,saling bergantung,saling terkait,dan saling mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia :
§  Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
§  Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
§  Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Globalisasi ekonomi membawa dampak positif maupun negatif.
Dampak Positif Globalisasi :
1.Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas,kreatif,dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
2.Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri.Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
3.Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
4.Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata,sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak Negatifnya Globalisasi :
1.Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas.Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
2.Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia.Misalnya:ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
3.Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
4.Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDM nya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.

sejarah aceh


(PERKAMPUNGAN SUKU ACEH)

          Desa bagi orang aceh disebut gampong.setiap gampong terdiri atas kelompok rumah yang letaknya berdekatan dan tiap desa mempunyai 50-100 rumah.rumah orang aceh didirikan di atas tiang kayu atau bambu.tujuannya adalah untuk menghindari diri dari binatang buas dan banjir.rumah di aceh didirikan berelompok dan halaman ditanami tumbuhan yang berguna.
         
Rumah di aceh mempunyai bentuk yang sama.atapnya terdiri dari daun rumbia yang dianyam dan tahan sampai 20 tahun.tiangnya dibuat dari batang kayu yang dijadikan balok bulat.lantainya dari papan kadang dari bambu,tapi tidak menggunakan paku melainkan tali rotan.pemerintahan di aceh sendiri dipegang oleh seorang sultan dan daerah kesultanan tersebut meliputi daerah ulee balang dan juga daerah punglima sagoe.

terutama  penduduk Aceh Besar tempat kediamannya di kampung Seumileuk yang juga disebut kampung Rumoh Dua Blaih (desa Rumoh 12),letaknya di atas Seulimeum antara kampung Jantho dengan Tangse. Seumileuk artinya dataran yang luas dan Mantir kemudian menyebar ke seluruh lembah Aceh tiga segi dan kemudian berpindah-pindah ke tempat-tempat lain.



(sistem kepercayaan suku aceh)

Hakekat sistem budaya Aceh adalah Agama Islam dan syariat islam tersebut yang berisi hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia,baik Muslim maupun non Muslim.aceh adalah daerah pertama yang dimasuki islam.agama islam lebih menonjol dalam segala bentuk kehidupan masyarakat suku aceh dan segala tingka laku orang suku aceh harus disesuaikan dengan unsur-unsur syariah islam tersebut.

Adapun mengenai jumlah mesjid tidak ada data lengkap yang dapat memastikan.tapi dapat dipastikan setiap mukim memiliki satu mesjid.tiap mesjid tidak dikhususkan untuk orang aceh saja tapi kepada semua orang yang beragama islam.penduduk aceh sendiri juga tergabung dalam suatu wadah ,oleh karena itu aliran tidak banyak kelihatan di aceh kecuali muhammadiyah dan alwasliyah.namun,keduanya mempunyai tujuan yang baik.

Organisasi-organisasi islam di aceh cukup banyak,terutama organisasi yang tergabung ke dalam partai politik.dan umumnya penduduk aceh menyokong penuh setiap partai-partai politik yang menyuarakan keinginan rakyat berdasarkan agama islam. Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam, berdasar UU No.18/2001.


KESENIAN
(perkawinan dan kerajinan tangan suku aceh)

Menurut kepercayaan suku aceh perkawinan itu merupakan suatu keharusan yang ditetapkan oleh agama.sistem perkawinan berbentuk matrilokal(suami tinggal di rumah istri) sampai mereka diberi rumah sendiri.selama masih tinggal dengan mertua,maka suami tidak mempunyai tanggung jawab terhadap rumah tangga dan yang bertanggung jawab adalah mertua(ayah wanita)

Prosesi pernikahan budaya Aceh tidak bisa dipisahkan antara syariat agama (Islam) dengan adat istiadat dan  Hukom ngon adat lagee zat dengan sifeut yang berarti hukum dan adat bagaikan zat (Allah) yang dan sifat-Nya. Proses nikah menurut Qanun Al-Achiy,menetapkan bahwa bagi setiap pemuda yang hendak menikah dituntut memilih gadis/calon istri menurut pilihannya.

            Kerajinan tangan di suku aceh salah satunya adalah daun rumbia yang digunakan untuk membuat atap rumah di suku aceh dan harga per lembar adalah 7.000/lembar. Kerajinan tangan membuat atap merupakan salah satu kerajinan yang banyak ditekuni masyarakat Dari membuat atap dari daun rumbia ini juga  menjadi  salah satu sumber bagi pendapatan masyarakat suku aceh. Dalam satu hari, warga yang mencari nafkah dari daun rumbia ini bisa  menghasilkan                        sebanyak100hingga200bidangataprumbia.

Kerajinan ini sudah ditekuni masyarakat suku aceh  sudah sangat lama. Bahkan sebelum kemerdekaan pun, atap rumbia ini menjadi salah satu atap yang banyak digunakanmasyarakatuntukmembangunrumah.

          
SISTEM MATA PENCAHARIAN
(nelayan)

Masyarakat Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja tambang, dan nelayan.Mata pencaharian pokok orang Aceh adalah bertani di sawah dan ladang, dengan tanaman pokok berupa padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dan lain-lain. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai pada umumnya menjadi nelayan.Sebagian besar orang Alas hidup dari pertanian di sawah atau ladang, terutama yang bermukim di kampung (kute). Tanam Alas merupakan lumbung padi di Daerah IstimewaAceh. Di samping itu penduduk beternak kuda, kerbau, sapi, dan kambing, untuk dijual atau dipekerjakan di sawah.Mata pencaharian utama orang Aneuk Jamee adalah bersawah, berkebun, dan berladang, serta mencari ikan bagi penduduk yang tinggal di daerah pantai. Di samping itu ada yang melakukan kegiatan berdagang secara tetap (baniago), salah satunya dengan cara menjajakan barang dagangan dari kampung ke kampung (penggaleh).
Hasil tangkapan nelayan di Aceh antara lain:Ikan bawal,ikan tongkol ,ikan rambee dan udang windu serta masih banyak lagi.


                               
                                     

sejarah eropa


                                                     

                                                        ekonomi yunani kuno

 Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang sudah diketahui, kata "ekonomi" sendiri berasal dari penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.
Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari buku Respublika yang ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun sebelum Masehi. (Deliarnov, 2003: 12). Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek ekonomi banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas masalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah utopia.
Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam sebuah negara ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat.
Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme merupakan paham materialisme mekanistik, yang menganggap kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia. Paham yang pertama kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah tujuan akhir dari kehidupan manusia.
Paltolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat bahwa konsep itu akan mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan hidup berkemewahan, sementara yang lainnya akan sengsara setengah mati.
Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan.
Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan murid Plato. Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (man’s need) tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya (man’s desire) relatif tanpa batas.
Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik, ia membedakan oeconomia dan chrematistike. Oeconomia didefinisikannya sebagai "the art of household management, the administrations of one’s patrimony, the careful husbanding of resources". Sedangkan chrematistike, yang tak ada padanan katanya dalam bahasa Inggris, juga Indonesia, mengimplikasikan penggunaan sumberdaya alam atau ketrampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang acquisitive sifatnya. Dalam chrematistike berdagang adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh motif faedah (use), melainkan lab (gain). (Deliarnov, 2003 : 15)
Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak pendapatnya adalah Xenophon (440 – 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung sebelumnya, kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah "ciptaan" Xenophon. Karya utamanya adalah "On the Means of Improving the Revenue of the State of Athens". Menurutnya negara Athena yang punya beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena potensial untuk menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno, yang menganjurkan orang melakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Juga spirit kepariwisataan, yang menganjurkan masyarakat melayani para pengunjung yang datang berdamawisata dilayani sebaik-baiknya., sebab yang datang akan membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang dikunjungi.
Ekonomi Yunani kuno adalah sedikit dari sebuah teka-teki. Mengingat letaknya yang jauh dari peradaban Yunani kuno, bukti-bukti minimal dan kesulitan penafsiran berlimpah. Peradaban Yunani Kuno berkembang dari sekitar 776-30 SM dalam apa yang disebut Archaic (776-480), Klasik (480-323), dan Helenistik (323-30) periods.2 Selama waktu ini, peradaban Yunani sangat berbeda dari kita sendiri dalam berbagai cara. Dalam periode Archaic dan Klasik, Yunani tidak bersatu tetapi terdiri dari ratusan kecil, independen poleis atau “negara-negara kota.” Selama periode Helenistik, Yunani peradaban menyebar ke Timur Dekat dan kerajaan besar menjadi norma. Selama periode ini peradaban Yunani kuno, tingkat teknologi yang sama sekali tidak seperti sekarang ini dan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk perekonomian dengan cara yang unik. Jadi, meskipun lebih dari satu abad penyidikan, para ahli masih memperdebatkan sifat ekonomi Yunani kuno.
Selain itu, bukti tersebut tak memadai untuk menggunakan semua tapi yang paling dasar metode kuantitatif analisis ekonomi modern dan telah memaksa para ahli untuk menggunakan metode lain yang lebih kualitatif penyelidikan. Artikel singkat ini, oleh karena itu, tidak akan memasukkan hal-hal statistik, tabel, bagan, atau grafik yang biasanya menyertai studi ekonomi. Sebaliknya, ia akan mencoba untuk menetapkan jenis bukti yang tersedia untuk mempelajari ekonomi Yunani kuno, untuk menggambarkan secara singkat berjalan lama perdebatan tentang ekonomi Yunani kuno dan yang paling banyak model diterima, dan kemudian untuk menyajikan tampilan dasar berbagai sektor ekonomi Yunani kuno selama tiga fase utama sejarahnya. Selain itu, referensi akan dibuat ke beberapa kecenderungan ilmiah baru-baru ini di lapangan.
Sumber Bukti
Walaupun orang-orang Yunani kuno mencapai tingkat kecanggihan yang tinggi dalam politik, filosofis, dan analisis sastra dan karena itu, meninggalkan kita dengan sejumlah besar bukti tentang hal ini, beberapa orang Yunani berusaha apa yang kita sebut canggih analisis ekonomi. Meskipun demikian, orang Yunani kuno tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi. Mereka memproduksi dan bertukar barang baik di lokal maupun jarak jauh perdagangan dan sistem moneter untuk memudahkan pertukaran. Kegiatan tersebut telah meninggalkan sisa-sisa bahan dan dijelaskan dalam berbagai konteks yang tersebar di seluruh masih ada tulisan-tulisan Yunani kuno.
Sebagian besar bukti bagi kekhawatiran ekonomi Yunani kuno Athena dalam periode Klasik dan termasuk karya sastra, seperti hukum pidato, dialog dan risalah filosofis, narasi sejarah, dan drama dan tulisan-tulisan puitis lainnya. Demosthenes, Lisias, Isokrates, dan lainnya orator Loteng telah meninggalkan kita dengan berbagai pidato, beberapa yang menyangkut masalah-masalah ekonomi, biasanya dalam konteks gugatan. Tapi meskipun pidato ini menjelaskan beberapa aspek dari Yunani kuno kontrak, pinjaman, perdagangan, dan kegiatan ekonomi lainnya, seseorang harus menganalisa mereka dengan hati-hati dengan pertimbangan yang bias dan distorsi yang melekat dalam pidato hukum.
Sektor Ekonomi kunci dari Periode Klasik
Selama periode klasik sejarah Yunani kuno (480-323 SM), terus meningkat dalam jumlah penduduk serta perkembangan politik dipengaruhi berbagai sektor ekonomi sejauh orang dapat melihat semakin banyak penyimpangan dari model Finley. Bukti tentang ekonomi juga menjadi lebih banyak dan informatif. Dengan demikian, deskripsi yang lebih rinci ekonomi selama periode klasik yang mungkin dan lebih memperhatikan perbedaan antara berbagai sektor juga diinginkan.
Dalam terang pernyataan yang dibuat peringatan sebelumnya dalam artikel tentang overgeneralization, penting untuk dicatat bahwa ada variasi besar di antara daerah dan negara-negara kota Yunani kuno dunia, khususnya selama periode Klasik. Athena dan Sparta adalah contoh terkenal dari dua hampir bertolak belakang dalam organisasi sosial dan politik dan ini tidak kurang benar berkaitan dengan lembaga-lembaga ekonomi mereka. Mengingat Namun, fakta bahwa Athena adalah yang terbaik dan paling banyak dipelajari didokumentasikan tempat dalam sejarah Yunani kuno, berbagai sektor ekonomi Yunani kuno selama periode Klasik akan dibahas terutama ketika mereka ada di Athena, terlepas dari fakta bahwa pada banyak cara yang luar biasa. Variasi yang signifikan dari contoh Athena akan dicatat, seperti yang akan beberapa tren terbaru beasiswa.
Publik dan Swasta Sektor Ekonomi
Hal ini pertama-tama perlu untuk membedakan antara sektor publik dan swasta ekonomi. Sepanjang sebagian besar sejarah Yunani kuno sebelum periode Helenistik, perekonomian bebas dengan hak milik pribadi dan didominasi intervensi pemerintah terbatas. Yunani tempat ini secara tajam kontras dengan kebanyakan peradaban kuno lainnya, di mana pemerintah atau lembaga-lembaga keagamaan cenderung mendominasi perekonomian. Ekonomi utama keprihatinan dari pemerintah dari negara-negara kota Yunani itu untuk menjaga harmoni di dalam perekonomian swasta (membuat undang-undang, mengadili perselisihan, dan melindungi hak milik pribadi), pastikan bahwa makanan yang tersedia untuk mereka citizenries harga terjangkau, dan memperoleh pendapatan dari kegiatan ekonomi (melalui pajak) untuk membayar pengeluaran pemerintah.
Athena telah banyak hukum untuk melindungi hak milik pribadi dan pejabat pengadilan dan hukum untuk menegakkan mereka. Di samping itu, ada pejabat yang mengawasi hal-hal seperti berat, ukuran, dan koin untuk memastikan bahwa orang-orang tidak curang di pasar. Athena juga memiliki undang-undang untuk menjamin pasokan yang cukup padi untuk warga negaranya, seperti hukum yang melarang ekspor biji-bijian dan undang-undang untuk mendorong pedagang untuk mengimpor biji-bijian. Athena bahkan memiliki perjanjian dengan negara lain di mana yang terakhir memberikan perlakuan istimewa kepada pedagang menuju Athena dengan gandum.
Di sisi lain, tidak Athena pajak warganya secara langsung kecuali dalam kasus-kasus darurat negara (eisphorai) dan warga terkaya membutuhkan untuk melakukan pelayanan publik (liturgi). Kebanyakan pajak tidak langsung: pajak pasar, pelabuhan pajak, pajak ekspor-impor, dan pajak atas orang asing yang mengambil jangka panjang tinggal di Athena. Pajak yang dikumpulkan oleh perusahaan-perusahaan swasta petani pajak tawaran kontrak yang dikeluarkan oleh negara. Selain pajak, Athena diperoleh pendapatan dari sewa tanah milik publik dan ranjau. Pendapatan pemerintah diperlukan untuk berbagai pengeluaran, termasuk biaya administrasi, festival umum, dan pemeliharaan para janda dan anak yatim piatu prajurit yang gugur dalam pertempuran serta membangun kapal ‘hulls untuk angkatan laut, dinding untuk kota, dan kuil-kuil bagi dewa-dewa. Pengeluaran negara seperti itu bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, seperti yang jelas dari sejumlah besar uang dan tenaga kerja yang muncul dalam laporan tertulis dari proyek bangunan Acropolis di Athena.
Aristoteles adalah orang pertama yang melihat bahwa ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri yang pembahasannya harus dipisahkan dari bidang-bidang lainnya. Aristoteles juga merupakan orang pertama yang meletakkan pemikiran dasar tentang teori nilai dan teori harga. Kontribusi terbesar Aristoteles terhadap ilmu ekonomi adalah pemikirannya tentang pertukaran barang dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut.
Pemikir lain pada zaman Yunani kuno adalah Xenophon, yang juga pencipta kata ekonomi yang diambil dari kata Oikos yang artinya rumah tangga, dan Nomos yang artinya aturan, kaidah, atau pengelolaan. Secara sederhana ekonomi berarti cara pengelolaan suatu rumah tangga.
Dalam bukunya yang terkenal, On The Means of Improving The Revenue of The State of Athens, Xenophon menyatakan bahwa kota Athena memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara melalui:
  1. potensi alam yang dimiliki dan pelabuhan laut alami yang dapat menarik pedagang dan pengunjung ke kota tersebut.
  2. Pelayanan yang baik kepada pedagang dan pengunjung tersebut, karena mereka akan membayar pajak serta membawa kemakmuran bagi penduduk kota Athena. Semakin banyak yang datang untuk berdagang dan berkunjung, semakin tinggi pendapatan.